ELIEZER
Oleh: Goenawan Mohamad ** Untuk Richard Eliezer Pudihang Lumie, (yang tak membaca tulisan ini) ** Berdirilah tegak, Richard. Kau duduk di depan mahkamah, dan keluar dari sidang pengadilan, bukan lagi seorang polisi yang membunuh. Kehadiranmu sebuah metamorfosa. Kau sebuah ambiguitas. Di depan para hakim, kau polisi dan kau juga pelanggar hukum; di ruang pengadilan itu, kau sebuah titikkumpul di mana berbaur, dan berbenturan, keadilan dan ketidak-adilan, hukum dan empati, sakit hati dan rasa belas. Kau terdakwa yang membuat Yosua jadi korban, tapi juga kau seorang korban. Kau subyek — yang menembak Yosua, dan tanganmu berdarah — tapi juga obyek — yang, seperti boneka, digerakkan atasanmu. Kau pelengkap penderita sebuah kekuasaan, tapi kau pelengkap penyerta proses keadilan. Kau penolong agar setidaknya bapak-ibu Yosua, pacarnya, dan kami semua tak terhimpit sesak dan sedih sebagai korban kekuasaan. ...