Beratnya Jadi Wanita

Oleh: Anggie D. Widoawati 


Beratnya jadi wanita

Bekerja cari nafkah, dibilang ngejar karir.

Jadi ibu rumah tangga, katanya sayang ijasahnya ga kepake.


Pakai jilbab syar'i katanya sok alim.

Pakai jilbab modis katanya kurang afdol.

Pakai cadar, katanya sayang kecantikannya.

Ga pakai jilbab katanya ahli neraka.

Pakai celana jins katanya mirip preman.

Pakai celana pendek katanya merusak moral.


Beratnya jadi wanita


Anak pinter katanya keturunan ayahnya.

Anak bodoh dibilang, maknya kemana aja?

Anak nakal katanya maknya didiknya salah.

Anak malas, katanya niru ibunya.


Bobot nambah katanya makin endut.

Bobot turun katanya stress banyak pikiran.

Perut kenyang, dicurigai hamil lagi.


Beli lauk, disangkain gabisa masak.

Bisa bikin kue katanya kebetulan.

Beli baju, katanya boros.

Pergi ke salon katanya keganjenan.

Pergi senam katanya kerajinan.

Pergi tamasya katanya boros uang.

Makan diluar katanya males masak.

Olah raga rutin katanya kerajinan.

Enggak olah raga dibilang malesan.


Rumah berantakan katanya malas.

Rumah rapi katanya kerapian.

Bersih-bersih rumah katanya kerajinan.


Beratnya jadi wanita


Belanja di pasar katanya sok memasyarakat.

Belanja di supermarket dibilang sok kaya.

Tidak belanja di bilang orang susah.


Naik mobil katanya sombong.

Naik motor dibilang warwerwarwer sok sibuk.

Naik angkot dibilang kek orang susah.

Naik taksi katanya sok berduit.

Naik pesawat katanya kegedean kepala.


Jadi jomblo ditanya kapan nikah.

Udah nikah ditanya kapan punya anak.

Udah punya anak katanya didiknya salah.


Beratnya jadi wanita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Toilet

Penerapan Psikologi Sosial Dalam Politik

15 Ciri-ciri Anak Cerdas Istimewa dan Berbakat