Jakob Oetama dan Satpam Baru | Kisah

Oleh: Anggie D. Widowati


Beberapa hari yang lalu Indonesia kehilangan tokoh pers nasionalJacob Oetama. Pendiri dan pemilik perusahaan pers Kompas Gramedia, ini meninggal pada tanggal 09 September 2020.

Tentu saja aku tidak mengenal secara pribadi siapa beliau, tetapi mendengar kabar duka ini, rasanya ikut kehilangan.

Tokoh pers nasional tiga zaman ini dikenal sebagai sosok yg low profile, peduli dan perhatian pada karyawan.

Ada kisah menarik dan menjadi kisah legenda di kalangan karyawan Kompas-Gramedia.

Suatu hari, kebetulan ada rekrutmen satpam baru di kantor itu. Setelah melalui berbagai seleksi maka beberapa orang terpilih dan mulai bekerja.

Satpam baru itu ditugaskan di lobi, tempat para tamu keluar masuk. Aku juga mengalami sendiri karena sering mengantarkan naskah tulisan ke kompleks perkantoran Kompas-Gramedia.

Pada setiap tamu memang diberlakukan peraturan yang ketat. Harus meninggalkan KTP dan mengenakan pass masuk setelah mengisi buku tamu.

Suatu hari, Pak Jacob datang ke kantor, semua orang melemparkan senyum dan menyapanya dengan ramah. Ketika akan masuk lift, si satpam baru mengejarnya karena tidak mengenakan pass, sesuai aturan.

Dia menanyakan apakah sudah meninggalkan KTP dan mengisi buku tamu.

Pak Jacob hanya tersenyum. Seorang karyawan yang ada di sekitar itu pun membisikkan bahwa orang tersebut adalah pendiri dan pemilik perusahaan besar itu.

Lalu satpam itu pun mengangguk malu dan meminta maaf.

Tidak sampai di situ, kepala satpam pun dipanggil ke kantor pak Jacob. Tentu saja kepala satpam sangat takut, dan merasa bahwa hari ini akan menjadi kiamat baginya.

Dia pun naik lift menuju kantor pak Jacob. Sampai di sana dia memberikan homat, dan Pak Jacob menyuruhnya duduk.

Hatinya berdebaran, dan memaki dalam hati pada satpam baru bodoh yang membuatnya harus dipanggil itu.

"Anda kepala satpam?" tanya Pak Jacob.

"Iya Pak, mohon maaf, anak buah saya masih baru, belum mengenal Bapak."

"Iyaa, saya memanggil anda karena dia, tapi bukan karena dia tak mengenal saya."

Satpam itu bertanya dalam hati, dan tidak mengerti maksud kata-kata pak Jacob.

"Maksud bapak?"

"Dia adalah satpam yang hebat."

Kepala satpam itu tambah bingung.

"Oh..."

"Dia sudah menjalankan tugas dengan baik, sampaikan salam penghargaan saya."

Penghargaan? Kepala satpam bertanya dalam hati.

"Dia telah menjalankan tugasnya sebaik mungkin, setiap orang yang masuk kompleks kompas gramedia yang tidak memakai tanda pengenal memang harus ditegur," begitu jelasnya.

Rasanya mak nyes.

Bagai diguyur dengan air hujan di siang yang panas, kesejukan itu merambati hati kepala satpam. Dia pun mengangguk dengan hormat kepada pimpinannya itu.

"Akan saya sampaikan Pak, terima kasih."

Dia pun berlalu dari Pak Jacob yg sederhana dan low profile itu.


Kisah ini, disaring dari berbagi sumber, terima kasih.

RIP Jacob Oetama, semoga damai di sisiNya.


Jakarta, 11 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Toilet

Penerapan Psikologi Sosial Dalam Politik

15 Ciri-ciri Anak Cerdas Istimewa dan Berbakat