Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

2. Pelarian

Catatan Perjalanan: Ari Handayani     Kawanku Yati sudah lebih dua bulan lari pabrik tempatku bekerja. Kata kawan-kawan satu rumahnya dia hamil, jadi memilih tinggal dengan suaminya. Lalu kenapa lari? tak tak lapor HR ?        “Takut dipulangkan HR mungkin Mbak. Tapi kadang-kadang dia datang ke  asrama, mengambil sisa barangnya yang tertinggal.”     Yati bekerja sebagai operator mesin sinar X. Tugasnya melakukan tes terhadap pcb (print circuit board) yang sudah dipasangi komponen atau biasa disebut board, menggunakan sinar X. Tentu saja pekerjaan ini amat berbahaya bagi kandungannya. Apalagi setahuku Yati sudah lama ingin menimang anak. Usia pernikahannya sudah tiga tahun. Yang kuherankan, mengapa dia tak minta pindah bagian, tak lagi menjadi operator mesin sinar X? Ada larangan hamil bagi pekerja asing di pabrikku. Jika ada pekerja asing yang hamil dan diketahui HR, akan dipulangkan tanpa pesangon sepeser pun. Pulangnya pun vi...

1. Balik Pulau

Catatan Perjalanan:  Ari Handayani  Mudah menuju Balik Pulau. Dari asramaku di Taman Pelangi cukup naik bus jurusan Butterworth. Begitu turun di terminal langsung menyeberang ke Penang dengan feri. Setiba di Jeti, tinggal naik bus rapid warna merah --semacam bus kota yang disediakan pemerintah negara bagian Penang-- menuju ke Balik Pulau. Ada juga bus lain dengan jurusan sama, tapi tak banyak. Selepas meninggalkan pusat kota, menembus Gertak Sanggul, aku mulai terpesona dengan pemandangan di kiri-kanan jalan. Perkampungan penduduk, rumah-rumah papan, hutan, masjid. Lalu bus mulai mengurangi kecepatan, merambah naik ke bukit. Berkelak-kelok, melingkari punggungan bukit demi bukit. Di kiri bus jurang, di kanan bus punggung bukit. Pohon-pohon rambutan dan durian menjulur dari tepi jalan. Bus kian mendaki bukit. Kini nampaklah olehku bagian jalan yang belum rampung. Jembatan masih jauh dari sempurna. Tepi jalan penuh dengan bongkahan batu dan debu. Sesekali kulihat mereka, wajah p...

Dilanda Mimpi Buruk, Hilangkan dengan 6 Cara Ini

Oleh: Pelangi Karismakristi   Mimpi buruk selain mengganggu kualitas tidur juga dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional. Apakah Anda sering mengalaminya? Mimpi buruk bisa terjadi karena berbagai faktor, contohnya pengaruh obat seperti antidepresan, beberapa obat non psikologis, misalnya obat tekanan darah, atau pun karena traumatis masa lalu. Bila Anda kerap mengalami mimpi buruk, Anda bisa menghilangkannya dengan cara berikut: 1. Ketahui penyebabnya Konsultasikan pada ahlinya apa penyebab mimpi buruk yang seringkali mengganggu tidur Anda. Jika ternyata alasannya adalah sleep apnea, cemas atau depresi segera bicarakan pada dokter untuk segera mendapatkan penanganan. 2. Kurangi stres Stres merupakan alasan di balik banyak masalah kesehatan. Stres membuat diri seseorang cemas dan mempengaruhi kesehatan yang berimbas pada mimpi buruk. Cobalah untuk latihan yoga, meditasi, atau menikmati aktivitas yang membantu Anda tetap tenang dan rileks. 3.Perbaiki pola ti...

Polarisasi Politik Memicu Retaknya Integrasi Umat IslamPolitik

Oleh: Dr M Alfan Alfian M Msi, Direktur Pascasarjana Ilmu Politik Sekolah Pascasarjana Unas, Pengurus Pusat HIPIIS Hari-hari ini, kita merasakan polarisasi politik elite dan umat Islam menajam. Pilpres 2019 yang hanya diikuti dua pasang kandidat sama-sama menghadirkan klaim dan simbol akomodasi aspirasi Islam. Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno menunjukkan dalam ijtima' ulama dan memanfaatkan panggung Reuni 212. Joko Widodo dan Ma’ruf Amin gencar meyakinkan komitmennya pada aspirasi Islam dan pemajuan pesantren. Spektrum elite pemimpin umat ada di kedua kubu dan turut berkontestasi pengaruh. Referensi politik umat Islam pada Pilpres 2019 pun tidak tunggal. Panutan mereka tidak dominan di satu kubu. Polarisasi dan hiruk-pikuknya di level umat, tak jauh dari cerminan di level elite. Di ranah organisasi sosial kemasyarakatan Islam, secara formal independen tetapi para elitenya, dalam batas tertentu, justru tak segan menunjukkan corak afiliasi politiknya. Muhammadiyah ...

5 Tanda Kamu Sudah 'Overdosis' Minum Kopi

Oleh: Aisyah Kamaliah   Ketika merasa butuh dorongan atau 'tendangan' semangat, kopi bisa jadi sahabat yang baik. Tapi ungkapan segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik itu juga berlaku bagi minuman pahit yang satu ini. Kopi bisa membuat kamu lebih waspada dan meningkatkan memori, tapi terlalu banyak bisa membuat psikologi dan fisiologi seseorang menjadi terganggu, seperti ditulis Bustle. "Berapa banyak kopi yang terlalu banyak tergantung padamu," kata Lindsay Langford, MS, RD, CSSD dan Sigornie Pfefferle, MS, RD dari St. Vincent's Sport Performance. "Asupan harianmu dapat menentukan seberapa banyak yang dapat kamu dapatkan, tetapi tampaknya ada batas atas, dan jika kamu melampaui jumlah itu, kamu kemungkinan akan mengalami beberapa efek samping yang tidak menyenangkan." Apa saja tanda-tandanya? 1.Deg-degan yang terasa banget Jika kamu merasa jantung berdegup kencang atau berdebar-debar tak terkendali, itu mungkin pertanda kamu memi...

Data Bayar Data, Apaan Sih?

Oleh: Erick Bayar pakai apa nih? Kok gratis? Kok cuma 1 rupiah, murah banget ya. Facebook kok kaya? Google, Twitter? Kok gaji karyawan mereka selangit? Mang mereka kerjanya apa? Mengumpulkan datamu 😂😂😂 Your Data is the NEW OIL. Tapi bisa ditambang dengan murah, tak perlu ngebor sumur Selfiemu, Selfi anakmu, pembelian, perjalanan, tweet, posting, like, lokasi, share, komentar, klik, buka situs, baca artikel, upload foto, wefie, it is all your Data. Khawatir lah.😁 Be smart. Jangan sampai kena perdaya kemasyhuran sesaat. eh Apa sih yang nggak boleh, tapi yang tidak disarankan itu over share. Upload foto makanan ya oke, tapi tak perlu pakai selfie, tak perlu tag lokasi, tak bawa anak-anak. LIKE tweet/update status ok, tapi ya jangan toh semua di-like. Hematlah datamu: 1. Hapus aplikasi/layanan tidak perlu 2. Jangan selalu pakai layanan secara teratur, pakai ketika tak ada lagi pilihan masuk akal yang cepat, misalnya Ojol 3. Review Apps permission 4. Matikan wifi dan lo...

Humor Politik Ala Presiden Jokowi vs Humor Punakawan

Oleh: Saurip Kadi (Mayor Jenderal TNI (Purn), mantan Aster KSAD)   DALAM pergelaran wayang, melalui peran punakawan sebagai penasihat dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, dapat diciptakan suasana dialogis yang humoris, penuh canda dan juga menghibur.  Dialog punakawan dengan para kesatrianya juga bisa digunakan sebagai ventilasi untuk mengurangi kepengapan ruang publik dan atau gap komunikasi antara penguasa dan rakyat.  Pada dunia pewayangan, dikenal dua kelompok kesatria yang berhadapan, yaitu Pandawa yang bercirikan tabiat manusia baik dengan punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, serta Kurawa yang bercirikan tabiat manusia buruk dengan punakawan Togog dan Bilung.  Bila peran Semar banyak disampaikan dengan wejangan tentang kebajikan, tugas Togog lebih berat karena wejangan tentang kebajikan sulit untuk diterima para kesatria asuhannya, apalagi untuk dilaksanakannya. Sampai-sampai Togog mulutnya bertambah 'ndower'. Namun, ak...